![]() |
Ilustrasi: Regulasi Emosi. Sumber: iStock. |
Penulis: Zaymah Bubiyah (Pegiat Pena Banua)
Di era digital saat ini, kasus kekerasan dan kriminalitas di kalangan remaja semakin mengkhawatirkan. Salah satu peristiwa tragis yang baru-baru ini terjadi adalah pembunuhan seorang pelajar di Lamongan, Jawa Timur. Kasus ini tidak hanya menyayat hati, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar: apa yang salah dengan sikap remaja saat ini? Dan yang lebih penting, bagaimana kita mencegah kejadian serupa di masa depan?
Dikutip dari Kompas.com (17/01/2025), warga Perumahan Made Great Residence, Desa Made, Lamongan, digegerkan dengan penemuan jasad membusuk di sebuah warung kopi yang sudah lama tutup pada Rabu (15/1/2025). Jasad yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan ini akhirnya terungkap sebagai korban pembunuhan, dengan pelaku yang tak lain adalah teman korban sendiri. Pelaku, seorang pelajar berusia 16 tahun, membunuh teman sebayanya karena cintanya ditolak. Baik korban maupun pelaku adalah siswa di SMA swasta yang sama.
Kasus ini bukanlah kejadian yang berdiri sendiri, tetapi mencerminkan kegagalan dalam pembentukan karakter generasi muda kita.
Faktor Penyebab Agresivitas Remaja
Agresivitas remaja tidak muncul tanpa sebab. Ada berbagai faktor yang berkontribusi terhadap perilaku destruktif ini, di antaranya:
Pertama, pengaruh media sosial dan tontonan. Konten kekerasan dan seksual yang marak di media sosial dapat memengaruhi pola pikir remaja. Tanpa filter yang baik, mereka cenderung meniru apa yang mereka lihat.
Kedua, game kekerasan. Permainan yang mengandung unsur kekerasan dapat memicu perilaku agresif, terutama jika dimainkan secara berlebihan tanpa pengawasan.
Ketiga, zina dan perilaku seksual tidak seimbang. Ketidakstabilan emosional akibat perilaku seksual yang tidak sehat dapat menimbulkan perasaan marah, kecewa, hingga frustrasi yang mendorong perilaku agresif.
Keempat, kurangnya kemampuan meregulasi emosi. Remaja yang tidak mendapatkan pendidikan emosi dan perilaku yang memadai sering kali kesulitan mengendalikan diri.
Hal ini disebabkan oleh minimnya pendidikan karakter di rumah maupun sekolah, kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua, serta pengaruh lingkungan sosial yang negatif.
Solusi Islam dalam Mengatasi Agresivitas Remaja
Dalam menghadapi kasus agresivitas remaja, Islam menawarkan solusi yang komprehensif dan menyeluruh. Dengan menerapkan nilai-nilai Islam, kita dapat membentuk generasi muda yang memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan sikap yang lebih bijak dalam menghadapi konflik. Penerapan nilai-nilai Islam meliputi:
1. Pendidikan Akhlak
Mengajarkan nilai-nilai akhlak sejak dini agar remaja memiliki landasan moral yang kuat dalam bertindak.
2. Peran Orang Tua sebagai Teladan
Orang tua harus menjadi contoh yang baik, menerapkan komunikasi yang efektif, dan membimbing anak-anak dengan kasih sayang.
3. Penegakan Syariat Islam
Sistem Islam yang menerapkan hukum secara adil dapat menjadi solusi untuk mencegah tindakan-tindakan kriminal, termasuk agresivitas remaja.
4. Lingkungan Sosial yang Islami
Menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter remaja melalui komunitas yang peduli, aman, dan religius.
Allah SWT berfirman:
"Dan janganlah kamu melakukan kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan penuh harap (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."(QS. Al-A’raf: 56)
Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan kezaliman atas diri-Nya, dan Dia menjadikannya haram di antara kalian. Maka janganlah kalian saling menzalimi."(HR. Muslim)
Islam mengajarkan pentingnya pengendalian diri, menahan amarah, dan menghindari kezaliman sebagai cara untuk menghindari sikap agresif. Dengan berpegang pada ajaran Al-Qur’an dan hadis, kita dapat membimbing generasi muda untuk memiliki karakter yang lebih baik dan mengatasi konflik dengan bijaksana.
Penutup
Kasus kekerasan di kalangan remaja menjadi pengingat bagi kita semua bahwa membangun generasi yang lebih baik membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Dengan menerapkan nilai-nilai agama, memperkuat pendidikan karakter, dan menciptakan lingkungan yang positif, kita bisa mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.
Mari bersama-sama menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, damai, dan sejahtera. Dengan menerapkan nilai-nilai Islam secara kaffah, generasi muda akan tumbuh menjadi individu yang beriman, berakhlak mulia, dan mampu menghadapi tantangan zaman dengan bijak.
Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan, kebijaksanaan, dan kesabaran untuk membimbing generasi muda menuju masa depan yang lebih baik. Aamiin.
_Editor : Vindy Maramis_