![]() |
Sumber : iStock. |
Oleh : Rika Lestari Sinaga, Amd.
Adanya temuan minyak goreng kemasan bermerek MinyakKita yang dijual di pasaran tidak sesuai dengan takaran yang disebutkan oleh produsen pada label kemasan oleh Satgas Pangan Polri menguak tabir maraknya korupsi dan tipu menipu diberbagai bidang kehidupan masyarakat saat ini.
Belum selesai permasalahan Pertamax oplosan, kini masyarakat harus menelan pil pahit lagi terhadap penemuan MinyakKita yang beredar tidak sesuai takaran yang tertera di label. MinyakKita yang disinyalir sebagai minyak goreng kemasan yang harganya lebih murah dibandingkan dari merek minyak kemasan lainnya ternyata tidaklah sesuai dengan faktanya.
Inspeksi yang dilakukan di Pasar Lenteng Agung, Jakarta Selatan oleh Satgas Pangan Polri menemukan fakta bahwa ada tiga merek Minyakita yang diproduksi oleh tiga produsen yang berbeda, dan ditemukan ukurannya tidak tercantum di dalam label kemasan. Hasil pengukuran sementara, dalam label tercantum 1 liter, tetapi ternyata hanya berisikan 700-900 ml saja. Minyak tersebut diproduksi oleh PT Artha Eka Global Asia, Koperasi Produsen UMKm Koperasi Terpadu Nusantara (KTN), dan PT Tunasagro Indolestari.
Temuan ini menambah panjang catatan aksi korupsi yang dilakukan oleh para kapital. Baik para kapital yang berlabel penguasa ataupun pengusaha. Semua berpeluang besar untuk melakukan aksi korupsi dan tipu-tipu masyarakatnya. Hal seperti ini akan terus bertambah dan muncul di permukaan karena memang sudah menjadi tabiat bagi para kapitalis untuk mendapatkan manfaat dan keuntungan besar, mereka mampu melakukan apa saja.
Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah pastinya menjadi lahan empuk para koruptor dan kapitalis tumbuh subur didalamnya. Dengan demikian penerapan sistem kufur yang berasal dari akal manusia, yaitu sistem kapitalisme sekuler, menjadikan para kapitalis (pemilik modal) semakin kaya dengan caranya sendiri.
Sistem kapitalis sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan menghasilkan manusia-manusia yang korup, jahat dan dzolim. Tidak ada rasa takut dan rasa bersalah sedikitpun ketika mereka telah melakukan korupsi dan sebagainya. Karena hukum yang diterapkan saat ini tidak akan membuat mereka jera dan menyesal. Justru hukum didalam sistem ini menjadi perisai bagi mereka yang tertangkap melakukan korupsi atau kedzoliman lainnya.
Maka hal yang wajar terjadi terus menerus seperti korupsi, manipulasi, konspirasi dan berbagai tindak kejahatan lainnya dalam negeri ini dikarenakan adanya penerapan sistem yang salah dan kufur. Yang tak mampu memberikan hukuman yang sesuai dengan fitrah manusia, yang memberikan efek jera dan mencegah kejahatan serupa terulang kembali. Para oligarki - oligarki tidak akan takut dan jera saat tertangkap tangan melakukan kejahatan apapun bentuknya. Karena mereka bisa melakukan apa saja selama sistem yang diterapkan adalah sistem kapitalisme sekuler demokrasi.
Hanya dengan menggunakan sistem Islam secara kaffah lah solusi satu-satunya agar kita terhindarkan dari berbagai macam kejadian yang merugikan masyarakat.
Islam mampu dan akan menjaga keberlangsungan hidup masyarakat sesuai dengan fitrahnya sebagai manusia. Hukum yang diterapkan didalam sistem Islam tidaklah tebang pilih.
Siapa saja yang melanggar hukum, baik orang kaya ataupun miskin, pejabat ataupun rakyat, penguasa atau bukan, pengusaha dan kapitalis sekalipun jika terbukti melanggar aturan Islam maka akan ditindak tegas sesuai dengan aturan yang berlaku.
Wallahualam bishshowwab.
_Editor : Vindy Maramis_