![]() |
Ilustrasi: Kompasiana.com |
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan tidak merusak bumi. Sistem Islam meminta manusia untuk mengelola sumber daya alam dengan cara yang bijaksana, seperti tidak melakukan eksploitasi secara berlebihan atau merusak sumber daya alam tanpa pertimbangan.
Oleh: Widiawati
Aktivis Dakwah
Beritakan.my.id - OPINI - Pengamat tata kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengungkap bahwa kota Bekasi akan terus dihantui ancaman banjir jika tidak ada upaya untuk membenahi aliran sungai di daerah tersebut. Beliau menjelaskan bahwa banjir yang menimpa Bekasi erat kaitannya dengan perubahan penataan sungai yang seiring dengan perubahan tata ruang Bekasi, seperti yang dari awalnya area sawah menjadi perumahan. Selain itu, sistem pengairan atau irigasi di Bekasi sejatinya sudah cocok untuk area persawahan. Namun sistem irigasi ini tidak cukup untuk mengatasi aliran air ketika pembangunan besar-besaran mulai terjadi akibat urbanisasi Bekasi sebagai kota penyangga Jakarta. Area sawah yang dahulu terhampar pun pelan-pelan berubah menjadi Kawasan perumahan. Bahkan Wali Kota Bekasi mengakui bahwa banjir yang terjadi akhir-akhir ini telah melumpuhkan kota Bekasi (kompas.com, 5-3-2025)
Sawah memiliki fungsi yang sangat penting dalam penyerapan air hujan sehingga membantu mencegah terjadinya banjir. Di kawasan persawahan, air hujan cenderung meresap ke dalam tanah. Tetapi ketika sawah diubah menjadi lahan perumahan, sebagian besar daya serap air menjadi berkurang karena lahan perumahan lebih padat dan tertutup beton atau aspal. Akibatnya, air hujan yang biasanya di serap menjadi lebih banyak mengalir ke permukaan, meningkatkan potensi terjadinya genangan hingga banjir. Selain itu, aliran sungai atau saluran air yang sudah ada seringkali terganggu atau bahkan diubah untuk menyesuaikan dengan pembangunan perumahan. Jika sungai atau saluran air itu tidak mampu menampung debit air yang lebih besar, maka risiko banjir akan meningkat.
Adapun urbanisasi yang pesat seringkali menjadi alasan utama konversi sawah menjadi perumahan. Permintaan akan lahan untuk permukiman dan pembangunan infrastruktur lainnya terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di kota-kota besar. Sayangnya, Ini sering kali terjadi tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan. Jika pembangunan perumahan di atas sawah terus berlanjut tanpa perencanaan yang baik, maka masalah yang serius akan terus-menerus dihadapi di masa depan, seperti peningkatan intensitas banjir, kerugian ekonomis yang lebih besar akibat kerusakan properti, serta menurunnya kualitas hidup masyarakat.
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan tidak merusak bumi. Manusia dipandang sebagai khalifah di muka bumi, yang berarti kita memiliki tanggung jawab dalam mengelola dan menjaga kelestarian alam. Karena itu, konversi sawah menjadi perumahan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat bertentangan dengan prinsip ini. Sistem Islam meminta manusia untuk mengelola sumber daya alam dengan cara yang bijaksana, seperti tidak melakukan eksploitasi secara berlebihan atau merusak sumber daya alam tanpa pertimbangan.
Islam juga mengajarkan pentingnya menghormati hak atas tanah dan sumber daya alam, terutama dalam konteks pemanfaatan lahan untuk pertanian. Lahan pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat dan keberlanjutan ekosistem. Selain itu, Islam menganjurkan perencanaan kota yang berkelanjutan dan menjaga kualitas lingkungan.
Dalam sejarah Islam, kota-kota seperti Madinah dibangun dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam pembangunan kota adalah sistem drainase dan pengelolaan air untuk mencegah banjir dan memastikan bahwa air tetap dapat disalurkan dengan baik. Konsep perbaikan kota dalam Islam menekankan pembangunan kota yang ramah lingkungan dan memperhatikan keadilan sosial, sehingga masyarakat dapat menikmati kualitas hidup yang baik tanpa merusak alam. Islam juga mengajarkan prinsip keadilan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal pengelolaan lahan dan sumber daya alam.
Dalam hal ini, konversi sawah menjadi perumahan penting untuk memastikan bahwa tindakan tersebut tidak merugikan masyarakat, terutama bagi mereka yang bergantung pada lahan pertanian untuk mata pencaharian. Mengabaikan kepentingan masyarakat dan merusak lingkungan demi pembangunan jangka pendek bisa berpotensi menimbulkan ketidakadilan yang jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Pembangunan yang dapat menimbulkan kerugian bagi banyak orang atau merusak alam perlu dihindari atau setidaknya dilakukan dengan perencanaan yang hati-hati agar dampaknya tidak merugikan umat.
Jadi dalam sistem Islam, pengelolaan lahan dan pembangunan harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip keadilan, kelestarian, dan tanggung jawab sosial. Prinsip-prinsip inilah yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan yang lebih bijak dalam mengelola sumber daya alam, sehingga potensi banjir dapat dikurangi dan kerusakan alam dapat dihindari.
Wallahu a'lam bi ash shawaab.
Editor: Rens
Disclaimer: Beritakan adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritakan akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritakan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.