Kemenangan Idul Fitri Di Atas Penderitaan Gaza, Tak Sebanding!

Goresan Pena Dakwah
0

Ilustrasi : Bendera Palestina (sumber: Freeepik). 


Oleh: Rut Sri Wahyuningsih

Institut Literasi dan Peradaban


Beritakan.my.id, Opini--Hari Raya Idul Fitri tinggal menunggu hari, namun, Gaza masih saja terbelenggu penjajahan dan kelunya lidah para pemimpin negeri muslim menyerukan jihad. Israel kembali mengkhianati perjanjian gencatan senjata, terus menerus serang Gaza dari darat pada Rabu (19/3/2025), setelah mengeluarkan ancaman kepada penduduk di wilayah tersebut.


Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menegaskan bahwa pemerintah Israel akan segera mengeluarkan perintah evakuasi di zona konflik. “Bagi warga Gaza, ini adalah peringatan terakhir. Ikuti saran Presiden AS, kembalikan para sandera, dan hancurkan Hamas. Dari sana, pilihan lain akan terbuka bagi semua orang. Mereka yang ingin pindah ke belahan dunia lain dapat pergi,” kata Gallant.


Pernyataan Gallant merujuk pada komentar Presiden AS Donald Trump awal bulan ini yang mengatakan bahwa masa depan cerah menanti rakyat Gaza jika mereka memulangkan para sandera. “Buatlah keputusan yang bijak. Bebaskan para sandera sekarang atau hadapi neraka,” tegas Trump.

Baca juga: 

Mudik Lebaran, Obral Diskon, Minim Jaminan Keamanan


Konflik di Gaza sempat mereda sejak 19 Januari 2025, ketika tahap pertama perjanjian gencatan senjata diberlakukan. Hamas mengeklaim telah mematuhi ketentuan perjanjian tersebut, dengan rencana awal bahwa tahap kedua gencatan senjata akan dimulai pada Maret. Namun, pada Senin malam 17 Maret 2025 dan Selasa (18/3/2025), Israel serang Gaza dari udara dengan skala besar terhadap target Hamas.


Serangan tersebut menewaskan hampir 1.000 orang. Israel menuding Hamas berulang kali menolak untuk membebaskan sandera (Beritasatu.com, 20-3-2025).


Sungguh perbuatan tak terpuji, semakin menunjukkan Israel adalah iblis yang menjelma di dunia, dan Pemerintah Indonesia bereaksi dengan mengutuk keras serangan terbaru Israel ke Jalur Gaza tersebut yang menyebabkan ratusan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, tewas di tengah bulan suci Ramadan (Beritasatu.com, 19-3-2025).


Pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang disampaikan melalui media sosial X menyebutkan, serangan ini menambah rangkaian provokasi Israel yang mengancam gencatan senjata dan menghambat prospek perdamaian menuju solusi dua negara. Indonesia mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) serta komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan guna menghentikan serangan Israel di Gaza.


Alasan utamanya untuk dihentikan serangan Israel ini karena memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, yang sebelumnya sudah mengalami blokade ketat dari negeri zionis tersebut. Akibatnya, pasokan bantuan medis dan kebutuhan pokok semakin terbatas, memperparah penderitaan warga sipil. Bahkan dilaporkan warga Gaza terpaksa makan rumput sebab tak ada lagi yang bisa dimakan.

Baca juga: 

Peringatan Nuzulul Quran dan Momen Kebangkitan Umat


Merespons eskalasi ini, petinggi biro politik Hamas, Izzat Al-Risheq, menegaskan bahwa keputusan Israel untuk melanjutkan perang dapat membahayakan sandera-sandera Israel yang masih berada di Gaza. “Keputusan Netanyahu untuk kembali berperang adalah keputusan yang menumbalkan tahanan Israel dan memvonis mereka dengan hukuman mati,” ujar Al-Risheq.


Hari Raya Gaza Berduka, Sampai Kapan Terus Mengecam?


Serangan terhadap Palestina terjadi terus menerus dan makin brutal. Tapi perhatian masyarakat sepertinya makin berkurang karena tertutup beragam persoalan-persoalan di dalam negeri. Mereka yang awalnya gencar memboikot produk Israel bisa jadi kembali mengkonsumsi, seolah perang sudah mereda. Padahal Israel kembali menunjukkan wajah liciknya.


Oleh karena itu perlu terus membangun kesadaran umat akan solusi hakiki persoalan Palestina yaitu tegaknya kepemimpinan Islam, bukan yang lain. Yang dimaksud adalah persatuan umat tanpa sekat negara bangsa (nation state) namun lebih menjadi Daulah Khilafah , dimana kaum muslim sedunia hanya dipimpin oleh satu pemimpin . Sebagaimana sabda Rasulullah saw.“Siapa saja yang datang kepada kalian –sedangkan urusan kalian seluruhnya di bawah satu orang laki-laki (Khalifah)—[dan orang yang datang itu] hendak memecah belah kesatuan kalian atau hendak mencerai-beraikan jamaah kalian, maka bunuhlah dia.” (HR. Muslim, Shahih Muslim, no. 1852).


Berdasarkan dalil As-Sunnah dan Ijma’ Shahabat tentang wajibnya kepemimpinan muslim hanya pada satu orang saja yaitu Khalifah yang insyaallah akan tegak kembali, jelaslah memang sangat tepat kutipan Syekh Abdurrahman Al-Jaziri bahwa:”(Telah sepakat para imam yang empat tersebut)… bahwa tak boleh kaum muslimin pada waktu yang sama di seluruh dunia mempunyai dua Imam (Khalifah), baik keduanya sepakat maupun bertentangan.” (Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Alā Al-Madzāhib Al-Arba’ah, V/366).


Palestina Membutuhkan Tegaknya Kepemimpinan Islam


Maka, tak ada jalan lain bagi Palestina, selain kepemimpinan Islam akan membebaskannya dari penjajahan. Khilafah akan mengirimkan pasukan untuk berjihad melawan musuh yaitu pasukan Zionis. Sebab, masalah Israel ini bukan lagi persoalan agama, tapi lebih kepada idiologi, Islam dan kafir, kebenaran dan keburukan.


Di sisi lain, bagi kaum muslim di Indonesia, juga di negeri-negeri muslim, tegaknya Khilafah akan menjadikan semua manusia diurus dengan syariat Islam, aturan terbaik dari Allah swt. sehingga akan terwujud kesejahteraan dan keberkahan serta menjadi rahmat bagi seluruh alam.


Baca juga: 

Pelecehan Seksual di DunianPendidikan Mengapa Terus Terjadi?


Tegaknya kepemimpinan Islam adalah kewajiban setiap muslim. Dalil-dalil jelas menunjukkan kewajiban tersebut umat harus berjuang untuk mewujudkan kewajiban yang menjadi mahkota kewajiban tersebut.


Dibutuhkan adanya jamaah dakwah Islam ideologis yang akan mengarahkan umat berjuang meneladani jalan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Agar kemenangan Idul Fitri benar-benar dirasakan oleh dunia, termasuk Palestina yang bisa merasakan kemerdekaan. Wallahualam bissawab. [ry].


Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)