Kekalutan Pendidikan, Rapor Merah Kapitalisme Pendidikan

Admin Beritanusaindo
0

 

Ilustrasi: Lentera WordPress.com


Kalutnya pendidikan yang dirasakan saat ini merupakan buah yang akan terus tumbuh jika tidak diberantas dari akarnya. Permasalahan akan terus muncul jika memandang pendidikan dan menerapkan sistem pendidikan dari kacamata kapitalisme. Pendidikan yang fitrah menjadi rusak sebab terkontaminasi dengan racun kapitalisme. Mengapa demikian?


Oleh Annisa Rofiqo, S. Pd

Kontributor Beritakan

Beritakan.my.id - OPINI - Pendidikan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh setiap manusia selayaknya manusia membutuhkan makan. Pendidikan memiliki peran yang esensial karena merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan maupun nilai yang akan digunakan untuk menghadapi tantangan di masa depan. Sistem pendidikan yang baik akan menghasilkan peradaban yang baik karena merupakan pilar peradaban suatu bangsa. Kemajuan dalam bidang pendidikan akan mampu untuk mendongrak kualitas hidup suatu bangsa. Saat ini dikenal Human Development Index (Indeks pembangunan manusia) yang salah satu tolak ukurnya adalah pendidikan. 


Dilansir dari laman UNESA, Human Development Report 2023/2024 yang dirilis United Nations Development Programme (UNDP), pada Maret 2024, IPM Indonesia berada di angka 112 dunia. Persis di bawah Palestina, Afrika Selatan, Lebanon, Mesir, hingga Vietnam. Pada skala Asia, Indonesia berada di urutan ke-18. Ini menunjukkan kualitas pendidikan negara kita masih sangat rendah.


Salah satu hal yang menjadi sorotan dalam dunia pendidikan saat ini adalah manajemen pendidikan secara makro skala nasional juga secara mikro dalam lingkup sekolah yang belum profesional, sehingga tidak heran banyak didapati human error dalam dunia pendidikan. Kurang meratanya akses pendidikan, sebagaimana berita yang terjadi di Papua. Ribuan pelajar di Wamena, Papua Pegunungan, menggelar demonstrasi sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan makan bergizi gratis. Pihak kepolisian memperkirakan jumlah pelajar yang terlibat dalam demo itu berkisar 3.500-an pelajar. Dalam aksi ini para pelajar menyuarakan “Tolak makan bergizi gratis, berikan kami pendidikan gratis” (tempo.co).


Selain itu, permasalahan mengenai transparansi pengelolaan keuangan sekolah pun menuai demonstrasi siswa di sekolah sebagaimana yang terjadi di Bekasi. Ratusan siswa dan siswi Kota Bekasi menggelar aksi demo di sekolahnya, viral di media sosial. Peristiwa aksi demo ratusan siswa ini terjadi di MAN 2 Kota Bekasi usai upacara sekolah, Senin (17/2/2025), (tribuncirebon.com). 


Permasalahan lainnya di beberapa sekolah adalah kurang tanggapnya sekolah mempersiapkan anak didik ke jenjang pendidikan selanjutnya. Beberapa sekolah dinyatakan gagal mengikutsertakan peserta didiknya untuk mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) 2025 untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Ratusan siswa dari SMKN 2 Surakarta melakukan aksi demo pada Senin (3/2/2024) terkait kegagalan sekolah mereka untuk memfasilitasi pendaftaran melalui jalur SNBP (tribunsolo.com). 


Inilah potret pendidikan negara Indonesia saat ini dari hulu ke hilir kita dapati kebijakan pemerintah pusat hingga lokal sekolah menuai beragam masalah.


Kapitalisme Pendidikan


Kalutnya pendidikan yang dirasakan saat ini merupakan buah yang akan terus tumbuh jika tidak diberantas dari akarnya. Permasalahan akan terus muncul jika memandang pendidikan dan menerapkan sistem pendidikan dari kacamata kapitalisme. Pendidikan yang fitrah menjadi rusak sebab terkontaminasi dengan racun kapitalisme. Mengapa demikian?


Pada kenyataannya dunia pendidikan yang seharusnya menjadi tempat bagi peserta didik untuk menggali potensi dan menyiapkan diri untuk berkiprah di masa depan tercederai dengan sekelompok oknum yang berkepentingan untuk mengambil keuntungan.


Anggaran pendidikan nasional mencapai 20% dari APBN negara, namun permasalahan tahun ke tahun mengenai pemerataan pendidikan yang belum merata tak kunjung usai. Keluhan masyarakat mengenai sulitnya masuk ke perguruan tinggi terutama terkendala biaya kian meningkat, hingga ungkapan yang lumrah “semakin tinggi jenjang pendidikan semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan”. Pendidikan menjadi komoditas tersier yang sulit digapai oleh masyarakat menengah ke bawah.


Selain itu, sekolah sebagai tempat yang mulia untuk membentuk karakter dan menuntut ilmu teralihkan menjadi tempat untuk mendapat ijazah semata. Keteladanan guru perlahan mulai sirna karena mendidik saat ini hanya formalitas untuk mendapat nilai saja. Kapitalisme yang berakar dari sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) telah menjadi ruh bagi dunia pendidikan. Sehingga wajar, nilai-nilai pendidikan yang dituangkan dalam kebijakan dan sistem pendidikan akan menyesuaikan kepentingan dari sekelompok orang, baik industri maupun pemilik modal. Sungguh miris jika hal ini terus dibiarkan.


Islam Punya Solusi


Masalah pendidikan adalah salah satu cabang dari banyak masalah yang ada di dunia. Keimanan kita sebagai seorang muslim, meyakini bahwa Allah telah menurunkan solusi atas setiap masalah manusia termasuk masalah pendidikan. Oleh karena itu, sudah selayaknya ketika kita mencari solusi atas kekalutan pendidikan saat ini, Islam adalah jawaban mutlak. Bagaimana Islam memandang pendidikan dan bagaimana penerapan pendidikan Islam tersebut?


Jika kita dalami, banyak nash Al-Quran maupun hadits yang membahas mengenai pendidikan, dimulai dari arah tujuan pendidikan, kurikulum pendidikan, bahkan sampai materi pendidikan. Arah tujuan pendidikan dalam Islam adalah untuk menanamkan visi misi kehidupan yang kokoh, yakni menjadi hamba Allah yang taat untuk mampu menjadi khalifah (pemimpin) yang akan mengelola kehidupan dunia untuk tercapainya kehidupan yang baik dunia dan akhirat.


Kurikulum pendidikan didasarkan pada aqidah yang kokoh dan syara' sehingga eksistensinya akan kokoh dan berlaku sepanjang masa, karena syara' itu dibuat oleh Khitobusy Syar'i (Allah), zat yang paling mengetahui tentang manusia. Begitupun administrasi dalam pendidikan akan lekat dengan nilai-nilai Islam sehingga adanya pendidikan bukan untuk meraup keuntungan, bukanlah dijadikan pasar bisnis, bahkan pemimpin negara dalam sistem Islam akan memastikan rakyatnya mendapat pendidikan yang berkulitas secara merata. Pendidikan akan mengantarkan negara memiliki sumber daya manusia yang unggul.

Telah banyak bukti sejarah yang menunjukkan keberhasilan pendidikan /Islam, sejumlah tokoh muslim unggul di berbagai bidangnya, Al Khawarizmi penemu angka 0, Ibnu Sina dikenal sebagai bapak kedokteran, Abbas ibn Firnas penemu cikal bakal pesawat, dan masih banyak lainnya. Rasulullah adalah sosok pemimpin yang mendidik dengan pendidikan Islam, menjadikan tanah Arab yang tak dikenal menjadi kekuatan yang disegani. Hal ini membuktikan kepada kita bahwa Islam dan kehidupan tak dapat dipisahkan, termasuk Islam dalam pendidikan adalah ruh untuk memajukan pendidikan menuju peradaban yang gemilang.

Wallahu a’lam bish showaab.

Editor: Rens



Disclaimer: Beritakan adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritakan akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritakan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)