![]() |
Ilustrasi: Jabarekspres.com |
Fenomena ini terjadi akibat sistem yang diterapkan oleh pemerintah saat ini yaitu sistem kapitalisme yang tidak mampu berpihak pada masyarakat dan lebih mementingkan kepuasan dari para pemilik modal. Lapangan kerja yang seharusnya diperluas dan dapat menghidupi masyarakat malah diberikan kepada warga asing untuk dikelola. Generasi yang belajar mati-matian tidak di hargai keberdaannya dan pemerintah lebih memilih fokus mengisi dompet-dompet para pejabat.
Khadijah Salma
Pemerhati Remaja
Beritakan.my.id - OPINI - Hastag #KaburAjaDulu menjadi sangat viral di media sosial belakangan ini, generasi milenial juga generasi Z menyuarakan dengan marak tagar KaburAjaDulu sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap sistem ketenaga kerjaan juga sistem pendidikan yang diterapkan di negri Indonesia ini yang nyatanya malah membuat kehidupan rakyat nya semakin sengsara.
Lapangan pekerjaan yang semakin dipersulit dengan berbagai persayaratan tidak masuk akal juga biaya pendidikan yang semakin mahal sekaligus tenaga pendidik nya yang semakin sewenang-wenang membuat generasi-generasi muda marak #KaburAjaDulu ke luar negeri berharap mendapatkan pekerjaan dan pendidikan yang lebih layak.
Banyak dari tokoh-tokoh penting telah menanggapi fenomena ini, tidak hanya itu banyak juga dari para influencer dan konten kreator berbagi pemikiran dan cerita mereka tentang tren #KaburAjaDulu, tentu menimbulkan pro dan kontra. Mereka yang kabur ditanyakan rasa nasionalisme nya tapi mereka yang kabur hanya ingin berusaha memperbaiki status keluarga dan mencari tempat dimana ilmu mereka bisa dihargai.
Fenomena ini terjadi akibat sistem yang diterapkan oleh pemerintah saat ini yaitu sistem kapitalisme yang tidak mampu berpihak pada masyarakat dan lebih mementingkan kepuasan dari para pemilik modal. Lapangan kerja yang seharusnya diperluas dan dapat menghidupi masyarakat malah diberikan kepada warga asing untuk dikelola. Generasi yang belajar mati-matian tidak di hargai keberdaannya dan pemerintah lebih memilih fokus mengisi dompet-dompet para pejabat.
Karna alasan sistem itulah membuat masyarakat berfikir #KaburAjaDulu ke luar negeri adalah sebuah solusi bagi mereka untuk hidup lebih baik, namun apakah hal tersebut benar-benar menjadi sebuah solusi? Nyatanya tidak. Mencari pekerjaan juga menimba ilmu di negera orang nyata nya tidak semudah yang terlihat di media sosial. Walaupun gaji tinggi, biaya kehidupan di luar negeri pun sama tinggi nya. Budaya dan bahasa yang berbeda pun bisa menjadi penghalang yang intens saat bekerja atau belajar di luar negeri, dan berbagai macam alasan yang akhirnya membuat kita harus mempersiapkan banyak hal untuk hidup nyaman di luar negeri.
Lalu bagaimana dengan Islam dalam menangapi fenomena ini? Tentu islam akan mengatakan dengan tegas bahwa fenomena ini tidak akan terjadi di dalam daulah khilafah islamiyah.
Pemerintahan Islam akan senantiasa menyediakan lapangan pekerjaan bagi para laki-laki agar mampu memenuhi kewajiban mereka dalam mencari dan memberi nafkah untuk keluarga. Daulah sendiri pun akan memfasilitasi pendididkan gratis bagi rakyatnya, dimana para guru, yaitu pengajar ilmu dihormati dan digaji tinggi dan para murid, sang pengemban ilmu tidak perlu khawatir akan biaya dan bisa belajar dengan tenang dan nyaman di dalam fasilitas pendidikan yang tidak terbatas.
Daulah akan benar-benar bertugas dalam melayani masyarakat, sehingga masyarakat pun di buat nyaman untuk tinggal dan tidak berfikir untuk #KaburAjaDulu.
Inilah eksistensi dari diterapkannya sistem Islam dalam sebuah sistem kepemerintahan. Namun apa daya ummat apabila sistem ini tidak segera di tancapkan, tentu kerusakan-kerusakan yang telah terjadi pun akan terus berlarut-larut tanpa adanya solusi yang menyelesaikan. wallahu 'alam.
Editor: Rens
Disclaimer: Beritakan adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritakan akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritakan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.