Sistem Pendidikan Sekuler Pemicu Pelajar Pembunuh

Goresan Pena Dakwah
0



Ilustrasi pembunuhan, pinterest

Oleh : Ummu Fatihah 

Aktivis Dakwah

  

Beritakan.my.id, Opini--Dilansir dari surya.co.id, 23 Januari 2025, terungkap gelagat AI (16), pelajar Lamongan, Jawa Timur usai membunuh teman wanitanya, VPR (16). Pelajar asal kecamatan Made Lamongan tersebut tega menghabisi VPR hanya karena cintanya ditolak. Pembunuhan ini terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan pada temuan jasad wanita yang sudah membusuk di sebuah warkop di Perumahan Made Great, Kecamatan Made pada Rabu (15/01/2025). Korban yang sebelumnya dilaporkan hilang ternyata akhir hidupnya begitu naas. 

Baca juga: 


Pangkas Anggaran Pangkal Kaya


Jauhnya aturan agama pada individu membuat mereka berani menghabiskan nyawa orang. Begitulah jika individu berbuat berasaskan kebebasan, bebas melakukan apa pun tanpa memikirkan halal-haram. Faktor yang mempengaruhi peristiwa pembunuhan ini, antara lain lemahnya kontrol emosi, minimnya pendidikan moral, dan pengabaian terhadap kesehatan mental di kalangan remaja.  


Di samping itu, lingkungan sosial juga memperburuk kondisi dengan paham individualisme. Masyarakat tidak peduli termasuk pada remaja. Kurangnya kontrol masyarakat ini membuat remaja berani berbuat semaunya. Media juga menjadi 'guru' bagi generasi dengan literasi yang rendah.Tayangan-tayangan yang ada, banyak yang tidak mendidik. Malah memberikan contoh yang tidak baik. 


Baca juga: 

Gencatan Senjata Bukan Solusi Nyata


Berbagai kondisi yang melingkup ini adalah buah dari kehidupan yang diatur dengan Sistem Sekular Kapitalisme.  Sekulerisme membuat jauh dari agama, sehingga lalai dengan standar halal haram. Di sisi lain,  Kapitalisme membuat ukuran kebahagiaan hanya pada materi atau terpenuhinya keinginan seseorang yang penting merasakan kebahagiaan. Akhirnya dapat menghalalkan segala cara, demikian pula emosi dilampiaskan dengan hawa nafsu. 


Berbagai persoalan terhadap generasi ini jelas membutuhkan sistem yang mampu memberikan solusi secara komprehensif. Yaitu sistem Islam yang akan menjadikan pendidikan tidak hanya fokus pada aspek akademis saja, tetapi membentuk kepribadian Islam (pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan Islam) yang diantaranya tampak pada akhlak mulia, pengendalian diri, dan pemahaman yang benar terhadap hubungan antar manusia. 


Baca juga: 

Kampus Kelola Tambang Bukti Disorientasi Pendidikan Tinggi


Islam juga memiliki aturan yang jelas terkait pergaulan laki- laki dan perempuan untuk mencegah timbulnya fitnah dan perilaku yang melampaui batas. Sistem sosial Islam akan menjaga pergaulan sesuai dengan tuntunan syara’. Dengan aturan ini hubungan laki- laki dan perempuan diarahkan agar tetap dalam batasan yang wajar, mencegah terjadinya hubungan yang merusak moral dan memunculkan konflik emosional. 


Dengan dukungan penerapan syariat Islam dalam berbagai bidang lainnya (secara menyeluruh), kasus tragis seperti ini dapat dicegah dari akar permasalahannya. Pelajar atau generasi dapat mengoptimalkan diri untuk kebaikan dan amal shalih, sehingga menjadi generasi hebat, taat syariat dan paham ilmu yang dipelajari. Wallahu a’lam. [ry].

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)