![]() |
Al Liwa' dan Ar Rayah. Sumber : Pinterest |
Oleh : Rika Lestari Sinaga, Amd.
Aksi massa yang terjadi di berbagai kota di Indonesia cukup menjadi perhatian tersendiri di kalangan masyarakat. Aksi yang disebut-sebut sebagai masyiroh kubro itu membawa bendera hitam dan putih yang bertuliskan kalimat tauhid "Laa ilaaha ilallahu muhammadarrasulullah" di dalamnya, yang dipegang oleh masing-masing peserta aksi tersebut.
Aksi masyiroh kubro yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat inipun menjadi perhatian masyarakat sekitar. Peserta aksi yang terdiri dari berbagai usia melakukan long march dengan penuh semangat yang tinggi. Peserta terhitung mencapai ribuan massa ini tentu saja menjadi perhatian publik dan menjadi trending topik diberbagai platform media massa.
Apa sebenarnya makna aksi tersebut yang disertai ratusan bendera tauhid di dalamnya? Hal ini tentu saja muncul di benak masyarakat yang belum mengetahui bendera tersebut beserta aksi masyiroh kubro yang baru saja terjadi berbagai kota yang ada di Indonesia secara serentak.
Yang pertama kita akan membahas makna dari bendera-bendera yang dibawa oleh para peserta aksi yang berwarna hitam dan putih tersebut. Di dalam kitab “Ajhizatu ad Daulah al-Khilafah” karangan Syeikh Taqqiyyudin An Nabhani, bendera tersebut bernama Al-Liwa dan ar-Rayah.
Al-Liwa’ dikenal sebagai bendera Negara dan simbol kedudukan pemimpin (kepala Negara). Memiliki karakteristik berwarna putih, dengan khath (tulisan) berwarna hitam “Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah”. Berjumlah satu, berdasarkan dalil-dalil as-Sunnah.
Sedangkan Ar-Rayah (jamak: ar-rayat) adalah panji berwarna hitam, dengan khath berwarna putih “Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah”. Bendera yang menjadi simbol keberadaan para pemimpin di bawahnya (detasemen) dan lainnya.
Panji (Rayah) Rasulullah saw berwarna hitam dan bendera (Liwa’)-nya berwarna putih; tertulis padanya : Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah. {HR. ath-Thabrani}
Aksi massa yang terjadi beberapa waktu yang lalu diberbagai wilayah di Indonesia adalah aksi damai umat Islam untuk mengenalkan bendera dan panji tauhid dari ajaran Islam itu sendiri. Bendera yang diusung oleh nabi Mulia umat Islam yaitu Nabi Muhammad SAW. Bukan melambangkan bendera organisasi atau harokah tertentu. Itu adalah bendera dan panji bagi seluruh kaum muslimin di dunia.
Ada pula beberapa respon yang memberikan pernyataan tak mendasar terhadap panji ini, mereka telah menjadi senjata bagi pemecah umat Islam, yang tak ingin umat Islam bersatu dibawah bendera yang sama. Siapa lagi yang tidak suka umat Islam bersatu dan bangkit bersama dalam naungan bendera dan panji Rasulullah jika bukan bagian dari kafir barat beserta antek-anteknya.
Mereka takut akan bersatunya umat Islam di seluruh dunia sehingga membuat framing negative terhadap simbol Islam tersebut menjadi simbol bagi organisasi atau harokah yang mereka benci dan takuti keberadaannya.
Kembalinya kibaran bendera dan panji Rasulullah di dalam aksi yang disebut masyiroh kubro tersebut bukan hal yang aneh terjadi dikalangan kaum muslimin.
Karna awal mula dakwah rasulullah secara terang-terangan di kota Makkah adalah dengan turun ke jalan sambil menyeru umat kembali ke jalan yang lurus atau benar.
Masyroh berasal dari kata Arab “masyr” yang berarti “jalan” atau “cara”, memiliki arti jalan yang lurus atau jalan yang benar, sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam.
Tujuan masyroh adalah untuk membimbing umat Islam menuju jalan yang lurus dan benar, sehingga mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Salah satu isi dari masyroh adalah mengajak umat Islam menerapkan Syariah Islam secara kaffah di dalam aturan hidupnya dibawah naungan Negara Khilafah. Hanya Khilafah yang mampu memberikan solusi tuntas atas permasalahan hidup umat manusia di seluruh dunia.
Jadi kesimpulannya ialah adanya aksi masyroh kubro dengan membawa simbol Islam berupa bendera dan panji Rasulullah merupakan seruan langsung kepada seluruh umat manusia bahwa sudah saatnya kita kembali kepada hukum yang berasal dari Sang Khaliq yaitu penerapan aturan Islam secara kaffah agar jalan dan kehidupan kita menjadi berkah, jauh dari musibah dan bencana serta menjadi pondasi kuat bagi seluruh kaum muslimin di dunia agar tidak mudah untuk dijajah oleh para kafir barat beserta antek-anteknya.
Umat Islam akan terus bangkit dan segera sadar dari tidur panjangnya hingga kemenangan itu datang membawa serta bendera dan panji Rasullullah untuk di kibarkan di seluruh dunia.
Wallahu’alam bi shshowwab.
_Editor : Vindy Maramis_