![]() |
Ilustrasi: google |
Oleh Sunarti Hamzz
Aktivis Muslimah
Beritakan.my.id - OPINI - Kriminalitas di negeri ini semakin menjadi-jadi. Salah satu contoh kasus dari seorang pria bernama Ismail 40 tahun, di Kelurahan Selagit, Kabupaten Musi Rawas, yang tega menganiaya ibunya berinisial SA (80 tahun). "Berawal saat pelaku kesal karena kalah bermain judol (judi online), pelaku yang emosi membanting HP miliknya lalu ia meminta uang kepada korban. Namun, pelaku makin emosi karena tidak diberi, maka ia membanting dan mencekik leher korban" ungkap Kapolres Musi Rawas, AKBP Andi Supriadi, melalui Kasat Reskrim, Iptu Ryan Tiantoro Putra (Urban.id, 09-02-2025)
Tidak hanya itu, kasus lainnya muncul di daerah Sambas. Mayat bayi berjenis kelamin laki-laki ditemukan di dalam parit (anak sungai) pada Jumat, 7 Februari 2025. Polisi berhasil mengungkap kasus tersebut dan mengamankan ibu bayi yang diketahui merupakan anak di bawah umur (Kumparan.com, 9/2/2025)
Kasus ibu yang tega membuang bayinya sendiri akibat pergaulan bebas adalah bukti bahwa ketika manusia tidak menjadikan agama sebagai pedoman hidup, ia akan melakukan apapun sesuai dengan kehendaknya sendiri. Andai si ibu paham agama, ia akan menjauhi pergaulan bebas sehingga bisa terhindar dari hal demikian. Andai saja negara menutup segala macam media dan sarana yang dapat mengakibatkan pada pergaulan bebas, normalisasi pergaulan bebas tidak akan terjadi seperti saat ini.
Begitu pun kasus judi. Andai saja si anak paham agama, ia tidak akan bermain judi yang dapat menyebabkan uangnya habis hingga tega menyekap ibunya hingga mati. Andai negara memblokir seluruh judi online dan menghukum dengan tegas siapa pun yang terlibat didalamnya, baik itu penyelenggara maupun konsumen, kesempatan untuk bermain judol (judi online) pasti akan tertutup rapat. Sayang, pemerintah seperti setengah hati memblokir situs judol sebab hingga hari ini situsnya dengan mudah bisa diakses, bahkan dapat di akses anak-anak sekalipun.
Oleh karena itu, kemiskinan yang terjadi hari ini adalah tidak lain buah diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme yang tentunya penuh dengan kekurangan. Sistem ini hanya membawa masyarakat pada kemiskinan struktural saja. Inilah yang menyebabkan kriminalitas terus terjadi.
Sistem kehidupan sekularisme telah terbukti gagal dalam menciptakan rasa aman dalam kehidupan saat ini. Sistem kehidupan sekularisme benar-benar merusak di semua sektor, baik ekonomi, pergaulan, pendidikan, media, kesehatan maupun yang lainnya. Akibatnya, kriminalitas meningkat dan nyawa manusia seperti tidak ada harganya.
Ini hanya sebagian dari banyaknya kasus yang ada di sekitar kita. Media hari ini tidak berhenti mewartakan kriminalitas. Setiap hari, kasusnya beragam dengan kadar kekerasan yang makin mengerikan dan tidak memandang usia.
Terjadinya kasus kriminalitas salah satunya karena lemahnya keimanan dan ketakwaan individu. Ini menyebabkan terjadinya segala macam tindak kejahatan, bahkan bisa menghilangkan nyawa.
Selain rusak dari segi asasnya, sistem ini pun bisa merusak kehidupan umat manusia. Saat manusia tidak mau diatur oleh Penciptanya yaitu Allah Swt., padahal Allah yang paling mengetahui perkara yang terbaik bagi hamba-Nya, maka akibatnya adalah manusia akan hidup tanpa arah dan tujuan. Mereka akan melakukan perkara yang disukai berdasarkan hawa nafsunya semata. Saat ia marah, ia akan melampiaskan kemarahannya itu dengan bentuk apa pun, tidak peduli merugikan orang lain atau bahkan merugikan diri sendiri sekalipun.
Kerusakan sistem kapitalisme ini bisa terlihat dari kegagalannya dalam menjamin keamanan dan menjaga nyawa manusia. Sistem sanksinya yang tidak menjerakan bahkan makin menyuburkan kriminalitas setiap saat.
Sistem pemerintahan yang bermodelkan korporatokrasi akan memperparah kesulitan rakyat kecil sebab penguasa bersama pengusaha bekerja sama untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya dari rakyat. Akibatnya, rakyat miskin yang tidak paham agama banyak yang bermain judi karena desakan ekonomi yang semakin mencekik rakyat.
Ini berbeda dengan sistem Islam. Islam menjadikan Negara sebagai pelindung dan penjamin keamanan rakyat. Negara akan menutup pintu kriminalitas dengan menjamin keamanan rakyat, kesejahteraan rakyat, dan penerapan sanksi di tegakkan dengan adil serta bersifat jawabir dan jawazir.
Pendidikan Islam yang fokus pada pembentukan kepribadian. Sistem ini memiliki kurikulum yang berbasis pada akidah Islam sehingga pada jenjang pendidikan dasar, penanaman akidah adalah pelajaran yang utama agar ketakwaan terus bersemayam di dalam hati umat. Anak didik akan memahami bahwa tujuan hidup manusia adalah hanya untuk beribadah kepada Allah Swt..
Umat Islam juga meyakini bahwa belajar juga merupakan ibadah kepada Allah Swt. yang harus dilakukan dengan serius agar ilmunya bisa bermanfaat untuk umat . Setelah lulus, capaian yang utama adalah terbentuknya kepribadian Islam yang terbentuk dari pola pikir dan pola sikapnya dan menjadi umat yang bertakwa. Capaian yang lainnya adalah ilmu mereka akan didedikasikan hanya untuk kepentingan umat.
Wallahualam bissawab.
Editor: Rens
Disclaimer: Beritakan adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritakan akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritakan sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.