Pendidikan Berkualitas Hanya Ada Dalam Sistem Islam

Admin Beritanusaindo
0

 

Ilustrasi: Grid.id


Dalam sistem kapitalis yang diterapkan saat ini, pendidikan pun dikapitalisasi, sehingga biayanya melambung tinggi. Tidak sedikit para mahasiswa tidak mampu melanjutkan kuliah akibat terbentur biaya karena kenaikan UKT. 




Oleh Iis Nurasipah 

Pegiat Dakwah dan Terapis 



Beritakan.my.id - OPINI - Beberapa yang lalu melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), Pemerintah Kabupaten Bandung telah menggelar Expo Perguruan Tinggi dengan tema “Membangun Indonesia Emas dan Kabupaten Bandung Bedas melalui Pendidikan Berkualitas". Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna dan sejumlah perwakilan Perguruan Tinggi maupun para pelajar SMA/SMK.


Berdasarkan hasil rakor Lemhanas Internasional yang diikuti oleh para kepala daerah yang dilaksanakan di Singapura dan Jakarta, telah dihasilkan beberapa rekomendasi. Salah satunya adalah bahwa dalam rangka menghadapi Indonesia Emas 2045, perlu dilakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang profesional dan paham tentang digitalisasi.


Oleh karenanya, Kang DS, demikian sosok ini biasa disapa, menghimbau untuk mempersiapkan anak-anak bangsa menjadi sumber daya manusia yang profesional dan paham digitalisasi. Pihaknya akan memberikan beasiswa kepada anak-anak yang hendak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, termasuk kepada para ASN yang berprestasi, yaitu melalui program Besti (Beasiswa Ti Bupati). Ia pun berencana akan membuka peluang untuk menciptakan wirausaha muda 10.000 orang per tahunnya. (Bandung berita.com 19/12/24)


Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangatlah penting untuk membangun bangsa yang maju dan makmur. Untuk itu pendidikan atau menuntut ilmu terutama bagi generasi haruslah menjadi perhatian utama. 


Generasi berkualitas tentu saja akan lahir dari sistem pendidikan yang berkualitas pula. Sarana prasarana tersedia, baik dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Biaya terjangkau, sehingga akan banyak warga yang berkesempatan melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi. 


Hanya saja, dalam sistem kapitalis yang diterapkan saat ini, pendidikan pun dikapitalisasi, sehingga biayanya melambung tinggi. Tidak sedikit para mahasiswa tidak mampu melanjutkan kuliah akibat terbentur biaya karena kenaikan UKT. 


Menurut praktisi pendidikan dan pemerhati generasi Dr. Retno Palupi, drg., M.Kes., tercapainya tujuan menciptakan SDM unggul dengan pendidikan mahal adalah mustahil. Karena semua ini pada akhirnya menyebabkan pendidikan tinggi tidak mampu dinikmati oleh semua kalangan.


Di sisi lain, biaya kebutuhan primer masyarakat pun masih banyak yang belum terpenuhi, apalagi dengan naiknya PPN 12%. Sementara lapangan pekerjaan pun semakin sulit didapat. Masyarakat saat ini harus memutar otak agar bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ditambah lagi dengan tingginya biaya pendidikan. 


Beasiswa yang ada sifatnya sangat terbatas, tidak sebanding dengan banyaknya generasi yang membutuhkannya. Dari sini, generasi berkualitas menuju Indonesia emas akan sulit dicapai. 


Berbeda dengan Islam yang memandang aspek pendidikan sebagai salah satu kebutuhan pokok yang harus dinikmati seluruh masyarakat. Untuk itu, negara berkewajiban mengaturnya, mulai dari kurikulum, bahan ajar, metode pengajaran, termasuk sarana dan prasarananya agar dapat diakses secara mudah. Hal ini karena kedudukan seorang pemimpin adalah sebagai penanggung jawab utama, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ :


“Seorang imam (khalifah/kepala negara) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya.” (HR Bukhari dan Muslim)


Dalam Islam, negara akan menyediakan pendidikan dari tingkat dasar hingga ke jenjang perguruan tinggi. Hal ini tertuang dalam Muqaddimah Dustur pasal 173 (Syekh Taqiyuddin an-Nabhani), seluruh masyarakat berhak memperoleh kesempatan secara gratis dan akan menyediakan gedung kampus berikut perpustakaan, laboratorium, aula, klinik, serta sarana dan prasarana lainnya. Serta merekrut dan menggaji dosen dan tenaga administrasi.


Selain mendapatkan pengajaran secara gratis, para mahasiswa juga berhak menempati asrama, mendapatkan buku pelajaran, alat tulis, baju ganti, makanan, dan minuman. Di luar jam kuliah, mereka bisa mengikuti kajian-kajian di masjid yang diisi oleh para ulama. Bahkan untuk tercapainya kesejahteraan, para pengajar pun akan digaji dan dijamin biaya kehidupannya, agar bisa fokus pada amanahnya.


Berbagai kegiatan penelitian akan dilakukan oleh kampus, dan hasilnya bisa ditindaklanjuti dan ditujukan untuk kemaslahatan rakyat, anggarannya pun akan ditanggung negara. Adapun pembiayaannya diambil dari baitulmal, yaitu dengan mengoptimalkan pos-pos pemasukannya, terutama dari pengelolaan sumber daya alam.


Hanya Islam yang dapat mewujudkan pendidikan berkualitas. Sistem ekonominya mampu memberikan dasar yang kokoh untuk mendukung layanan publik secara berkelanjutan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, penguasa dapat memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama mengakses pendidikan tanpa dibebani biaya. 

Wallahu a'lam bi shawwab. [Rens]

Disclaimer: Beritakan adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritanusaindo akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritanusaindo sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.



Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)