Liberalisasi Pergaulan Merusak Generasi Bangsa

Goresan Pena Dakwah
0


Ilustrasi pernikahan pelajar


Oleh: Wiratmi Anitasari, S.Pd 

Praktisi Pendidikan


Beritakan.my.id---Pemuda merupakan harapan masa depan suatu bangsa. Gambaran kemajuan masa mendatang suatu bangsa dapat dilihat dari bagaimana kondisi para pemudanya saat ini. Sebaliknya untuk menghancurkan masa depan suatu bangsa cukup dengan menghancurkan generasi muda saat ini. Dengan demikian generasi muda mempunyai peran strategis yang akan menentukan mewarnai peradaban suatu bangsa. 


Akhir-akhir ini banyak diberitakan berbagai peristiwa yang kurang menyenangkan dengan pelaku para generasi muda, baik dari kalangan pelajar, mahasiswa maupun kelompok-kelompok yang mewakili kaum muda. Kemajuan teknologi semakin mempermudah akses semua orang untuk mendapatkan informasi dan berbagai kesenangan dengan mudah. Permainan, tontonan, bacaan dan semua tayangan dengan bebasnya dikonsumsi oleh semua orang tanpa ada filter dari negara. 


Dampak dari bebasnya penggunaan teknologi tanpa batas saat ini sudah ditunjukkan dengan perilaku bebas dalam hal pergaulan, etika dan perilaku lain yang sudah jauh dari norma agama. Dilansir dari kompas.com 10 januari 2025,  bahwa beberapa kali ada penyelenggaraan pesta seks dan bertukar pasangan di Jakarta dan Bali. Bahkan kegiatan ini dikemas dan ditawarkan melalui situs tanpa dipungut bayaran alias gratis. 


Baca juga: 

Kenaikan Pajak, Jalan Buntu Kesejahteraan Rakyat


Berita adanya banyak permohonan dispensasi nikah yang diajukan para remaja dibawah umur juga masih terus bergulir. Lebih menyedihkan lagi alasan permohonan dispensasi nikah tersebut dikarenakan hamil duluan. Di Sleman terdapat 98 perohonan dispensasi nikah. Kasus permohonan dispensasi nikah ini sebelumnya juga terjadi di beberapa daerah. 


Rusaknya moral dan pergaulan bebas yang meracuni para generasi muda saat ini dikarenakan sistem pergaulan yang diterapkan saat ini adalah Sistem Sekuler, sistem yang tidak melibatkan Allah dalam pengaturannya. Sistem Sekuler yang mengagungkan kebebasan ini sangat berpotensi melahirkan generasi-generasi rusak . Pergaulan bebas yang dilahirkan dari penerapan Sistem Sekuler ini seolah sudah menjadi kebiasaan yang ditolerir oleh masyarakat.


Sistem Sekuler yang diadopsi negara saat ini sangat mengedepankan kebebasan dalam segala hal berkedok hak asasi manusia. Institusi maupun lembaga yang seharusnya bertanggungjawab dan berperan melahirkan generasi-generasi yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT tidak dapat diharapkan perannya. 


Lembaga keluarga sebagai institusi terkecil yang seharusnya mampu mendidik dan melindungi anak-anak dari pergaulan bebas sudah tergerus perannya. Gencarnya media dalam mempropagandakan pergaulan bebas telah sukses menggerogoti pemikiran masyarakat. Hal ini terlihat dari kurangnya kepedulian masyarakat terhadap perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan norma agama. Hamil di luar nikah, aborsi, perzinahan dan pacarana dianggap hal biasa oleh masyarakat saat ini.

Baca juga: 

Sekularisme Akar dari Pergaulan Bebas


Lembaga sekolah sebagai tempat menimba ilmu tidak mampu memberi jaminan anak-anak terhndar dari pergaulan bebas. Kurikulum di sekolah-sekolah umum memberikan prosentase sedikit untuk pembelajaran Pendidikan agama sehingga pemahaman Islam yang disampaikan ke siswa sangat minim dan hanya sebatas ilmu teori saja tanpa ada kewajiban untuk menjalankan Islam secara menyeluruh.


Keluarga di tengah penerapan Sistem Sekuler Kapitalisme disibukkan dan berlomba-lomba mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya untuk mencukupi kebutuhan dan segala kesenangan dunia. Penerapan Sekulerisme saat ini sungguh menjadikan masyarakat terlena akan kewajiban amar ma’ruf nahi mungkar bagi umat.


Masyarakat sebagai kumpulan sekelompok manusia pada kondisi saat ini tidak mampu mengontrol perilaku yang bertentangan dengan aturan agama di masyarakat. Prinsip kebebasan menjadikan tembok tebal bagi masyarakat untuk peduli dan mencegah kemungkaran di tengah-tengah masyarakat. 


Negara sebagai institusi tertinggi dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara berkewajiban menetapkan aturan yang diterapkan untuk mengatur seluruh aspek kehidupan termasuk dalam pergaulan manusia. Saat ini aturan yang diterapkan dalam pengaturan pergaulan manusia adalah aturan yang dibuat oleh manusia berlandaskan sistem sekuler dan melahirkan liberalisme pergaulan di tengah-tengah masyarakat. 


Sistem sekuler tidak membolehkan peran agama dalam kehidupan bernegara. Menafikan peran agama sama saja dengan tidak menghadirkan sang Khalik dalam pengaturan kehidupan manusia, maka kerusakan dan kehancuranlah yang akan terjadi. Dengan penerapan liberalisme pergaulan maka mejadi hal yang mustahil terwujud generasi-generasi cemerlang yang akan membangkitkan peradaban Islam.


Islam diturunkan Allah SWT ke muka bumi sebagai Rahmatan lil alaamiin bagi semester alam. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan segala isinya termasuk manusia dengan diberikan petunjuk yang terdapat dalam Alquran dan Sunnah untuk diterapkan secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan manusia.


Baca juga:

Cinta Ditolak, Dukun Pensiun


Sistem pergaulan Islam mengatur kehidupan laki-laki dan perempuan secara terpisah, kecuali dalam hal-hal yang dibolehkan syara’ melakukan interaksi seperti dalam urusan jual beli. Islam mengatur pergaulan manusia secara rinci, bagaimana menutup aurat, kewajiban menundukkan pandangan bagi laki-laki maupun perempuan, larangan berzina, berkhalwat dan berikhtilat.


Peran negara dalam sistem Islam sangat penting dalam menetapkan aturan dan sanksi bagi yang melanggarnya. Sanksi tegas yang membuat jera bagi para pelaku kejahatan merupakan wewenang negara untuk menjamin aturan dilakukan dan ditaati oleh masyarakat. Hanya dengan penerapan Islam secara kaffah maka pergaulan bebas bisa dihapuskan dibtengah-tengah masyarakat. Wallahu ‘alam bishowab. [ry].

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)