Dampak Kapitalisasi Pendidikan : "Sekolahku Dihentikan"

Admin BeritaNusaIndo
0

 

Ilustrasi : Biaya Pendidikan. Sumber : iStock.

Oleh : Yulia Fahira

Viralnya kasus tiga siswa sekolah dasar (SD) berprestasi yang dipulangkan oleh pihak sekolah karena tak mampu membayar biaya SPP di Pandeglang mengundang banyak perhatian publik. Masyarakat menyayangkan keputusan sepihak dari sekolah. Seharusnya ada diskusi terhadap orang tua siswa yang memang kekurangan secara ekonomi untuk mencari solusi terbaik.

Pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap individu, sebab dengan adanya pendidikan dapat membangkitkan taraf berfikir manusia sehingga bisa menjadi modal baginya dalam membangun masa depan dan peradaban. Mendapatkan pendidikan yang layak adalah hak setiap individu dan negara wajib menyediakannya secara gratis. Namun sayang, pada faktanya hal itu hanya tertulis diatas kertas tanpa adanya realitas.

Pendidikan hari ini bagaikan barang mewah yang hanya bisa didapat oleh segelintir orang dengan harga yang tinggi. Tingginya biaya pendidikan tidak berbanding lurus dengan pendapatan masyarakat, bahkan semakin minimnya lapangan pekerjaan justru memperparah keadaan. Sebab, ekonomi rakyat kian mencekik. Akibatnya, banyak masyarakat yang akhirnya hidup dalam kebodohan karena terhalang biaya. Adapun sekolah yang disediakan oleh negara ternyata tidak jauh lebih baik dari sekolah swasta, baik dari segi bangunan, fasilitas maupun tenaga pengajar.

Hal ini jelas menunjukkan gagalnya negara dalam menjalankan perannya untuk menyediakan pendidikan yang layak dan gratis kepada rakyatnya. Negara malah menyerahkan kewajibannya kepada pihak swasta yang jelas orientasinya adalah mencari keuntungan. Keadaan seperti ini merupakan bentuk kapitalisasi pendidikan karena pendidikan dijadikan sebagai ladang bisnis.

Kapitalisasi pendidikan seperti ini lumrah terjadi dalam negara yang menganut ideologi sekuler kapitalisme, dimana negara hanya bertugas sebagai fasilitator antara rakyat dan pengusaha tanpa memikirkan dampak dan pertanggung jawabannya kepada rakyat. Padahal, tugas dan tanggung jawab seorang pemimpin itu amatlah besar sebagaimana yang terdapat dalam hadist sahih,
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Pendidikan gratis dan berkualitas hanya bisa didapat dalam negara yang menerapkan sistem Islam yakni Daulah Khilafah. Islam memandang pendidikan sebagai bagian yang penting bagi setiap individu karena dari pendidikan seseorang dapat mendapatkan ilmu atau tsaqofah yang dapat membangkitkan pemikirannya. Islam juga menetapkan bahwa pendidikan adalah kewajiban negara karena termasuk dalam layanan publik yang ditanggung langsung oleh negara. Negara menyediakan layanan gratis bagi setiap warga, baik kaya ataupun miskin.

Islam mampu mewujudkannya karena memiliki sumber dana yang banyak. Dana pendidikan diambil dari pos kepemilikan umum dan digunakan untuk sarana dan prasarana serta menyediakan tenaga pengajar yang kompeten. Dengan adanya layanan pendidikan sesuai Islam maka tidak akan ada lagi terdapat kasus diskriminasi siswa karena biaya.

Keberadaan negara yang berideologikan Islam tersebut merupakan suatu keharusan bagi seluruh manusia terutama kaum Muslimin, sebab adanya Daulah Khilafah akan menjadi pelindung bagi seluruh manusia. Oleh karena itu, keberadaannya haruslah kita upayakan dengan bergabung dan mendukung kelompok dakwah ideologis yang memperjuangkan Islam secara kaffah.

Allahu'alam bisshowab.


_Editor : Vindy Maramis_

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)