Kompleksitas Persoalan Guru vs Kualitas Siswa

Admin BeritaNusaIndo
0

 

Sumber : iStock 

Oleh: Asma Dzatin Nithaqoin 

Dr. Ralph Tyler pernah berkata, "Mengajar bukan sekadar pekerjaan, melainkan pelayanan yang harus dianggap sebagai sebuah misi.

Namun benarkah guru saat ini menjadikan pekerjaan sebagai misi? Apakah misi mereka untuk mencerdaskan generasi sudah dihargai? 

Dilansir dari media kemenag.co.id (24/11) - Pada upacara peringatan hari guru nasional 2024, Menteri Agama menyampaikan sambutannya, ia mengajak tenaga pendidik, orang tua, serta masyarakat umum untuk bersama-sama mendukung peran guru dalam mencetak generasi emas bangsa. Karena pada akhirnya masa depan peradaban dunia, termasuk kejayaan Indonesia, akan bertumpu pada kualitas pendidikan yang diberikan oleh guru saat ini. 

Berdasarkan informasi dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) perayaan Hari Guru Nasional 2024 kali ini mengusung tema bertajuk “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. 

Untuk mendukung dan mengapresiasi seluruh guru yang ada di Indonesia, maka dipilihlah tema tersebut. Tema ini juga dipilih untuk menggambarkan bagaimana peran para guru hebat yang telah mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk mendampingi dan membina generasi muda dalam membangun Indonesia jadi bangsa yang kuat. 

Setiap tahun, perayaan hari guru selalu dilaksanakan. Namun tampaknya perayaan ini tidak lebih dari seremonial belaka. Sebab, keadaan guru saat ini masih sangat memprihatinkan. 

Guru memiliki posisi penting dalam sistem pendidikan. Namun hari ini banyak persoalan yang terjadi pada guru. Mulai dari gaji yang tidak layak, guru hanya dianggap sebagai pekerja, hingga maraknya kriminalisasi guru yang menunjukkan guru tidak memiliki jaminan perlindungan. 

Karena jasa dan tenaganya yang luar biasa, guru seharusnya dihormati dan dihargai. Namun, saat ini nasib guru justru sebaliknya. Dari segi penghargaan berupa gaji yang tak seberapa, maupun dari minimnya moral dan sopan santun muridnya. 

Banyak kasus yang berseliweran di media sosial menunjukkan minimnya moral siswa terhadap gurunya. 

Hal ini tidak lepas dari sistem pendidikan kapitalisme yang rusak, sehingga guru menjadi korban kerusakan dari sistem tersebut. 

Dalam sistem pendidikan Islam, guru sangat dihargai. Sebagai bentuk  menghormati ilmu dan pembawanya, yaitu diantaranya adalah guru maka sistem Islam akan memberikan jaminan perlindungan terhadapnya serta peningkatan kualitas ilmunya. Guru dalam sistem Islam akan dihargai dan dihormati keberadaannya, sebab guru adalah kunci dari generasi yang gemilang. 

Murid akan mengunjungi guru dimanapun ia berada, sekali pun harus menempuh jarak yang jauh, sebab hal itu merupakan adab dalam menuntut ilmu. 

Seperti halnya para imam besar fiqh Islam yaitu Abu Hanifah Annu'Iman, Malik Bin Anas, Muhamad Idris Asy-Syafi'i, Ahmad Bin Muhammad Bin Hambal dan masih banyak lagi tokoh Islam lainnya. Mereka rela berjalan kaki dengan jarak bermil-mil demi menuntut ilmu. 

Dalam sistem Islam ada mekanisme terkait pengaturan ini, karena guru adalah salah satu pihak yang sangat berjasa dalam sistem pendidikan. 

Di antaranya memberikan gaji yang besar, memberikan jaminan keamanan ketika melaksanakan tugas. Islam juga akan menghargai karya-karya guru dengan penghargaan yang sesuai dengan karyanya.

Seperti buku-buku yang telah mereka tulis akan ditimbang dan beli sesuai berat timbangan dari karya-karya tersebut.

Wallahu a'lam.


_Editor : Vindy Maramis_

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)