Jual Beli Bayi Makin Marak, Buah Busuk Kepemimpinan Sekuler

Admin Beritanusaindo
0
Ilustrasi gambar: CNN Indonesia 



Sungguh penerapan sistem kehidupan yang sekuler kapitalismelah pangkal penyebab maraknya penjualan bayi. Selama sistem bathil ini diterapkan maka berbagai kerusakan tetap akan ada termasuk kasus seperti penjualan bayi ini.


Oleh Dewi Putri, S.Pd

Aktivis Dakwah Muslimah




Beritanusaindo.my.id - OPINI - Dilansir dari republika.co.id (12/12/2024), Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Daerah Istimewa Yogyakarta meringkus dua oknum bidan berinisial JE (44 tahun) dan DM (77). Keduanya ditetapkan sebagai tersangka pelaku jual-beli bayi melalui sebuah rumah bersalin di Kota Yogyakarta. Para tersangka ini telah melakukan penjualan bayi sejak tahun 2010," kata Direktur Ditreskrimum Polda DIY Kombes FX Endriadi saat konferensi pers di Mapolda DIY, Sleman, Yogyakarta, Kamis (12/12/2024).


Kasus jual beli bayi bukan kali ini saja. Berulangnya kasus sejenis ini menunjukkan adanya problem sistemis dengan tak adanya solusi yang solutif yang diberikan. Terjadinya kasus ini karena banyak faktor diantaranya karena problem ekonomi atau kemiskinan serta maraknya seks bebas. Sulitnya lapangan pekerjaan, maraknya pengangguran, bahan-bahan kebutuhan hidup mahal sehingga meningkatkan angka kemiskinan. Ini menjadikan masyarakat mencari jalan pintas untuk mendapatkan pemasukan termasuk dengan melakukan jual beli bayi. Negara juga tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sehingga mereka melakukan tindak kriminal untuk mendapatkan uang demi bertahan hidup. 


Tidak bisa dimungkiri, kasus jual beli bayi ini sangat dipengaruhi oleh maraknya seks bebas sehingga berujung pada kehamilan yang tidak diinginkan. Anak dari hasil seks bebas pun dijual dengan alasan masih ingin melanjutkan pendidikan, belum siap mengasuh anak, dan malu punya anak hasil dari perzinahan.


Selain itu, seks bebas dilegalkan selama tidak ada unsur paksaan atau kekerasan. Maka begitulah jika kehidupan dijauhkan dari pemahaman Islam. Menjadikan aktivitasnya tidak dilandasi oleh aturan Allah. Halal dan haram diabaikan. Asas perbuatannya berlandaskan pada nilai-nilai materi atau asas manfaat. Selama perbuatan itu menghasilkan materi, maka akan terus dikejar walaupun mendatangkan murka Allah dan membahayakan banyak pihak. 


Tak hanya itu, pelaku tindak kriminal pun tidak melihat status pendidikan seseorang, karena ketidak pahamanannya pada Islam. Selain itu, juga akibat tumpulnya hukum karena abainya negara dalam mengurus rakyatnya.  Pelaku-pelaku kejahatan di negeri ini tidak mendapatkan sanksi yang dapat memberikan efek jera. Hukuman yang diberikan tidak membuatnya berhenti untuk melakukan kejahatan yang sama.


Sungguh berbagai faktor tersebut akibat penerapan sistem kehidupan yang sekuler kapitalisme. Selama sistem bathil ini diterapkan maka berbagai kerusakan tetap akan ada termasuk kasus seperti penjualan bayi ini.


Sangat berbeda dengan sistem Islam. Sistem Islam yang dimaksud adalah seluruh syariat Islam tanpa terkecuali yang diterapkan pada individu dan masyarakat hingga Negara. Sebab Islam akan membangun manusia menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa sehingga perilakunya sesuai dengan apa yang Allah perintahkan dan menjauhkan diri dari hal-hal yang Allah larang. Ini adalah buah dari penerapam sistem pendidikan Islam juga penerapan sistem kehidupan sesuai dengan Islam termasuk di dalamnya sistem pergaulan Islam. 


Sistem pergaulan ini akan menghindarkan dari berbagai problem yang mungkin muncul dari hubungan laki-laki dan perempuan. Di antara aturan tersebut adalah  kewajiban menundukkan pandangan, menutup aurat, larangan berkhalwat (berdua-duan dengan lawan jenis), ikhtilat (campur baur), dan lain-lain.


Selain itu, dalam sistem Islam ada jaminan negara atas kesejahteraan individu per individu yang salah satunya menjaga diri rakyat dari perbuatan mencari harta dengan cara yang haram. Negara akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya  bagi pencari nafkah atau laki-laki yang memampukkanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan keluargnya.


Dengan penerapan sistem ekonomi Islam, juga akan memberikan pelayanan kesehatan bisa diakses oleh semua warga negara secara gratis. Kebutuhan transportasi, air, listrik, BBM, gas dan lain sebagainya bisa diakses dengan murah karena negara akan menjalankan peranya sebagai pelayanan rakyat untuk mengelola harta secara amanah untuk dikembalikan kepada rakyat.


Dalam sistem Islam, akan ada sistem sanksi yang tegas sehingga mampu mencegah berulangnya tindak kejahatan serupa. Begitulah sempurnanya sistem Islam dengan pemimpin yang berprofil Islam dan memiliki relasi ideal dengan rakyatnya akan mampu mencegah tindak kriminal di tengah masyarakat apapun bentuknya.

Wallahu a'lam. [Rens]


Disclaimer: Beritanusaindo adalah sarana edukasi masyarakat. Silahkan kirimkan tulisan anda ke media kami. Beritanusaindo akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa opini, SP, puisi, cerpen, sejarah Islam, tsaqafah Islam, fiqih, olah raga, story telling, makanan, kesehatan, dan tulisan lainnya. Dengan catatan tulisan tidak boleh bertentangan dengan syariat Islam, hoax, dan mengandung ujaran kebencian. Tulisan yang dikirim dan dimuat di media Beritanusaindo sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.



Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)