AIDS Penyakit Berbahaya, Butuh Solusi yang Paripurna

Admin Beritanusaindo
0


Oleh Rosita
Aktivis Dakwah







Penyebaran virus HIV/AIDS di Kabupaten Bandung terus mengalami peningkatan. Mirisnya, penyakit ini umumnya menimpa kaum laki-laki, bahkan ada juga yang masih berstatus pelajar. Menyikapi hal tersebut, para pegiat kesehatan di yayasan Grapiks yang berlokasi di Komplek Binakarya, Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung melakukan berbagai upaya guna menekan penyebarannya. 


Koordinator Lapangan Grapiks, Vika Nurdian mengungkapkan bahwa kasus HIV di Kabupaten Bandung dari tahun ke tahun kian meningkat. Dari 135 menjadi 346 kasus. Adapun angka penularannya lebih banyak dari LSL (laki seks laki) jika dibandingkan dengan narkoba, jarum suntik atau lainnya. Bahkan tidak sedikit yang menjual diri demi uang, padahal usia mereka masih terkategori produktif. (Tribun Jabar, 5 juni 2024)


Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah guna mencegah peningkatan kasus tersebut, mulai dari pelatihan, menghadirkan komunitas dan aktivasi peduli HIV, melakukan sosialisasi ke semua warga, dan lain-lain. Tetapi semua itu tidak mampu mencegah penyebarannya.


HIV/AIDS adalah salah satu bentuk penyakit menular seksual (PMS) yang bisa terjadi pada siapa saja dan sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Kabupaten Bandung sebagai kota kosmopolitan menerima dampak yang mengkhawatirkan. Penyebaran virus semakin merebak menyusul maraknya perilaku seksual menyimpang semisal homoseksual. Bahkan di daerah Margahayu terjadi demo masyarakat menuntut pembatalan rencana pembukaan klub biliar di daerah Sayati, karena diduga akan menjadi sarana maksiat termasuk merebaknya komunitas kaum penyuka sesama jenis.


Itulah fakta yang cukup membuat kita merinding. Agama dan norma sosial tidak lagi diindahkan. Semua kembali pada penyebab utama karena sistem yang dianut saat ini adalah sistem liberal kapitalis, di mana setiap orang memiliki kebebasan bertingkah laku selama perbuatannya didasari atas suka sama suka dan dianggap sah-sah saja. Maka tidak heran jika penyakit HIV sulit untuk diberantas meskipun berbagai cara telah dilakukan baik oleh negara maupun komunitas.


Masyarakat yang ada di bawah sistem kapitalis cenderung memiliki sikap individualis, mereka tidak akan perduli dengan apa yang dilakukan orang lain selama perbuatannya tidak merugikan sesama. Terlebih sikap tersebut dilindungi oleh Hak Asasi Manusia (HAM). Aturan agama (Islam) sengaja dipisahkan dari kehidupan, hanya dibatasi dalam ibadah ritual saja dan tidak boleh ikut campur mengatur pergaulan beserta pencegahannya. Sementara itu, peran negara hanya sebatas memberikan penyuluhan atau pemahaman, tidak sampai bertindak dengan tegas. walaupun ada sanksi tidak memberikan efek jera, buktinya malah terus bertambah. 


Berbeda dengan kapitalis, sistem Islam berasal dari Allah Swt. maka ideologi ini memiliki seperangkat aturan guna menyelesaikan setiap permasalahan termasuk dalam menangani penyakit HIV/AIDS. Maka negara akan mengambil langkah tegas untuk menyolusikannya. Yaitu dangan cara: Pertama, negara akan menerapkan sistem pendidikan yang berbasis aqidah di setiap kurikulumnya. Dengan keimanan yang kuat anak-anak remaja paham akan agamanya sendiri, mereka tahu apa saja yang boleh dan tidak untuk dilakukan, serta sanksi apa saja yang akan diterima jika mereka melanggar aturan yang ada. Sehingga Islam akan mencetak generasi yang tumbuh dalam ketaatan pada pada Allah Swt. dan RasulNya.


Kedua, pemerintah akan menyediakan lapangan pekerjaan yang banyak bagi para laki-laki yang sudah menikah, serta memenuhi kebutuhan pokok masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, dan juga keamanan. Sehingga mereka tidak perlu melakukan perbuatan maksiat seperti menjual diri hanya untuk sekedar mencukupi hajat hidup sehari-harinya. Untuk mewujudkannya, negara akan mengelola Sumber Daya Alam yang dimilikinya secara mandiri, seandainya itu tidak mencukupi negara akan memberlakukan penarikan pajak pada mereka yang terkategori mampu.


Ketiga, negara tidak akan membiarkan paham kebebasan masuk ke tengah masyarakat. Hal ini sangat berbeda dengan negeri muslim yang malah mendukung HAM yang inti ajarannya adalah kebebasan. Negara pun akan menyaring setiap tayangan yang membawa kerusakan. 


Para penguasa dalam sebuah negara berasaskan Islam akan senantiasa memiliki keimanan yang kuat akan landasan beragama. Mereka sadar bahwa seorang pemimpin berkewajiban mengurusi rakyat mulai kebutuhan hidupnya, kesehatannya, bahkan urusan akhiratnya. Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw. bersabda,:

"Kalian semuanya pemimpin (pemelihara) dan bertanggung terhadap rakyatnya."


Maka dari itu untuk memberantas HIV/AIDS butuh solusi paripurna, bukan hanya berupa penyuluhan. Ketika agama tidak jadi pondasi maka hawa nafsu lah yang akan diikuti. Itulah pentingnya sistem yang mengatur kehidupan berasal dari Zat yang Maha Rahman yaitu Allah Swt. Sistem yang dulu pernah ditegakkan oleh Rasulullah beserta para sahabat. Semoga melalui perjuangan kita semua segera tegak kembali menyelesaikan kehidupan yang kian rusak. 


Wallahu a'lam bi ash-shawwab.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)